*SEKALI LAGI TENTANG CARA JADI TRAINER*
Semangat pagi rekan-rekan semuanya.
Sehubungan dengan surat yang kami kirimkan dan share ke seluruh grup pasukan Monas, Alfateta, dan Triyana, kami telah mendapatkan banyak pertanyaan dan usulan. Melihat pertanyaan tersebut, ternyata banyak orang yang ingin jadi trainer tapi belum melihat video yang ada di www.alfateta.com.
Untuk mau jadi trainer Anda harus bersedia membaca atau mendengarkan presentasi yang ada di website atau YouTube tentang cara jadi trainer Alfateta. Karena kalau kita malas baca, ya jelas saja kita kurang informasi dan akhirnya bingung.
Saya ingin meringkas apa yang ada dalam video bahwa intinya seorang mau jadi trainer harus melewati tahap:
Itulah dasar, mengapa Anda harus melewati 5 tahap di atas sebelum jadi trainer di daerah Anda sendiri. Saya tidak ingin membuang waktu atau mengulangi kesalahan yang sama. 100 trainer semua gagal karena tidak mau mengikuti 5 langkah di atas. Saya juga awalnya berpikir, cukup sekali memberi pelatihan dan TFT kepada seseorang masakkan dia tidak bisa menjadi trainer. Faktanya gagal. Dan saya mendapatkan ada yang berhasil karena dia mengikuti tahapan yang sudah kami buat. Bahkan seorang trainer kami bisa mencapai trainer internasional, setelah memasarkan kami puluhan kali. Sulit? Ini bukan persoalan sulit, tapi persoalan kesabaran. Untuk itu seorang trainer akhirnya dibayar mahal. Mario Teguh misalnya bisa punya penghasilan Rp 100 juta/jam. Apa dia bisa jadi trainer dan berpenghasilan sejumlah itu dalam hitungan tahun? Tidak. Dia butuh waktu 20 tahun. Saya sendiri, butuh waktu 7 tahun. Lebih cepat, karena saya juga menggunakan tahapan menjual pelatih atau guru saya lebih dulu. Berkali-kali berhasil? Tidak. Berkali-kali gagal. Untungnya dia mau terus saya minta jadi trainer sekalipun beberapa kali gagal, dan saya rugi. Baru setahun saya bisa menjual dia dan akhirnya dia menjadi trainer di sebuah perusahaan besar.
Anda tidak perlu punya pikiran bahwa kapan Anda majunya kalau saya terus yang melatih. Itu pemikiran yang salah. Saya justru kalau bisa sudah segera meninggalkan Anda dan tak ke daerah Anda lagi untuk melatih karena sudah ada Anda di daerah Anda sebagai pelatih. Saya masih punya kewajiban melakukan hal yang sama di daerah lain. Alfateta tidak akan bisa mewujudkan impiannya menciptakan pelatih di daerah jika, trainer Alfateta terus menerus menjadi pelatih di daerah Anda.
Haruskah Ikut Pelatihan?
Banyak sekali calon pemasar yang mengatakan bagaimana mungkin saya bisa memasarkan tanpa saya pernah ikut pelatihan Alfateta. Fakta menyebutkan lain. Hampir seluruh EO saya di daerah berhasil justru karena tidak pernah mengikuti pelatihan Alfateta. Cukup memegang brosur Alfateta saja. Toh walau ada 50 pelatihan, sesungguhnya yang bisa dipasarkan untuk anak sekolah hanya 4 judul saja. Bahkan 2 judul cukup. Untuk apa berpikir semua pelatihan akan anda bawakan di daerah Anda? Anda boleh bertanya pada perwakilan atau EO Alfateta di Medan, Sintang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Bali, Papua, Lampung, dll. Apakah mereka sukses memasarkan pelatihan saya karena telah melihat pelatihan saya lebih dulu? Tidak. Faktanya Medan telah mengundang Bambang Prakuso hampir 40 kali, tanpa pernah melihat pelatihan Alfateta pada awalnya, begitupun Lampung, dan Kediri. Ini daerah yang telah mengundang kami sebagai pelatih lebih 10 kali. Yang unik, tidak ada satupun dari EO yang saya sebut di atas ingin jadi trainer. Malah mereka tetap ingin jadi EO. Kami juga tidak ingin ini. Sistem sekarang, sekalipun mereka tidak ingin jadi trainer, mereka harus siapkan calon trainer.
Salam
Bambang Prakuso
NB: Anda cukup mempelari 4 modul Alfateta, jangan pelajari semua modul, yakni:
Lampiran:
Angket. Angket adalah untuk mengetahui pelatihan apa yang dibutuhkan di daerah: